

SMAN 2 BATU – Dalam rangka mengenalkan isu kebhinekaan dengan segala persoalannya di Indonesia, tim fasilitasi projek P5 SMAN 2 Batu menggelar Talk Show dengan topik Tangguhkan Benteng Kebhinekaan bertempat di aula sekolah setempat, Rabu (17/1/24).
Kegiatan Talk Show ini menghadirkan dua narasumber, yakni Bambang Sigit Widodo, Bidang Pemuda dan Pendidikan FKPT (Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme) Jawa Timur beserta Wildan, seorang mantan narapidana terorisme yang masih dalam status binaan.
“Kegiatan ini merupakan tahap pengenalan sekaligus kontekstualisasi bagi siswa yang melibatkan pihak luar. Tentu tujuannya agar dapat memberikan pemahaman yang baik sejak dini kepada peserta didik terhadap isu kebhinnekaan,” ujar Wiwik Sugiarti, M.Pd. Waka Kurikulum SMAN 2 Batu
Acara yang dimoderatori Agus Bintoro, guru BK SMAN 2 Batu ini mendapat apresiasi yang luar biasa dari siswa. Bambang Sigit Widodo dalam paparannya lebih banyak mengupas bagaimana menguatkan nilai-nilai keindonesiaan generasi Z dalam
menangkal intoleransi dan radikalisme.
Menurut Bambang, penyebab radikalisme di Indonesia antara lain adanya pemahaman tentang agama yang salah, sempit dan dangkal. Kedua, perspektif tentang ketidakadilan sosial, ekonomi, dan politik. Ketiga, perspektif tentang ketidakadilan dalam penegakan hukum. Keempat, perspektif tentang ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah.
“Selain itu karena habituasi dan lingkungan keluarga, pendidikan, pergaulan, serta faktor psikologis berupa frustasi, kecewa, balas dendam dan sebagainya,” ungkapnya.
Bambang meminta generasi muda agar memiliki daya saing dengan keterampilan Abad 21, antara lain memikiki kemampuan berpikir kritis, Kreatif, keterampilan berkomunikasi, serta berkolaborasi.
Selain itu ia meminta agar generasi muda mengembangkan nilai luhur budaya dan kearifan lokal. Menurutnya kekayaan tradisi budaya (kearifan lokal) sangat melimpah.
“Sebagai tradisi, nilai-nilai luhur, dan kearifan lokal yang dimiliki dan dihidupi bersama secara turun-temurun oleh suatu kelompok masyarakat tertentu dalam suatu bangsa, kebudayaan dapat dimaknai sebagai identitas kolektif atau
jati diri suatu bangsa,” terangnya. (Agus Salimullah, M.Pd.)